Sempat berpikir, ketika saya pergi mencari makan malam di Tembalang. Sungguh begitu banyak warung yang menyediakan berbagai macam makanan, tapi masih belum ketemu yang cocok. Akhirnya berhenti di warung penyet (umumnya di warung penyetan nasinya bisa tambah, maklum anak kos..hehe) meskipun warungnya di pinggir jalan tak apalah. Sudah lapar saya. Dan pesanan saya pun datang, dengan mengambil nasi sampe piringnya ga cukup, saya makan dengan lahap. ternyata satu hal yang kurang saya perhatikan adalah banyaknya pengamen yang keluar masuk warung, serta pengemis dam peminta sumbangan lainnya... yaaah, bayarnya pun berkali-kali lipat. hufft.. Kalau diperhatikan lagi, menurutku ada beberapa hal yang ganjil.
Pertama, akses jalan trotoar tempat warung tersebut berdiri. sungguh mepet dengan jalan, maka para pejalan kaki pun harus hati-hati agar tidak terserempet.
Kedua, banyaknya peminta-minta dan pengamen di daerah tersebut, mereka seperti bergiliran dalam mengunjungi setiap warung makan.
Kemudian masalah kenyamanan, bagi saya sendiri kenyamanan itu sudah tidak ada lagi. Baru beberapa suapan nasi, muncul pengamen, muncul peminta-minta.
Tak bisakah saya menyelesaikan makan dari awal sampai akhir tanpa ada yang mengganggu??
Mungkin begitulah warung pinggir jalan yang 'sederhana' jika dibandingkan dengan restaurant mewah lainnya...
No comments:
Post a Comment